Vaksin Booster Aman untuk Bumil dan Tak Sebabkan Overdosis, Ini Kata Dokter Reisa Broto
loading...
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru, dr. Reisa Broto Asmoro , menegaskan bahwa vaksin Covid-19 maupun booster aman bagi ibu hamil dan menyusui. Maka dari itu, kata dia, para ibu hamil dan menyusui tidak perlu khawatir dan ragu untuk mendapatkan vaksinasi.
Menurutnya, ibu hamil yang telah memenuhi syarat vaksinasi yakni setelah trimester kedua dan tidak ada gangguan kesehatan maka bisa langsung divaksinasi. Meski demikian, ada baiknya memastikan kondisi kesehatan dengan dokter pribadi.
"Jadi konsultasi dulu ke dokter untuk memastikan kondisinya sehat dan kalau memang tidak ada kendala apa-apa," kata dr. Reisa dalam sesi wawancara di laman Instagram Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (17/1/2022).
Selain itu, dr. Reisa juga mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 berulangkali tidak akan menyebabkan overdosis. Sebab pemberian vaksinasi Covid-19 sudah melewati studi dan uji klinis terkait dengan khasiat dan keamanan. Sehingga dipastikan aman untuk dilakukan.
"Jangan mikir, oh kebanyakan disuntik overdosis. Karena memang ternyata berdasarkan studi antibodinya akan menurun dalam waktu 6 bulan sehingga butuh dibooster," pungkasnya.
Menurutnya, ibu hamil yang telah memenuhi syarat vaksinasi yakni setelah trimester kedua dan tidak ada gangguan kesehatan maka bisa langsung divaksinasi. Meski demikian, ada baiknya memastikan kondisi kesehatan dengan dokter pribadi.
"Jadi konsultasi dulu ke dokter untuk memastikan kondisinya sehat dan kalau memang tidak ada kendala apa-apa," kata dr. Reisa dalam sesi wawancara di laman Instagram Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (17/1/2022).
Selain itu, dr. Reisa juga mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 berulangkali tidak akan menyebabkan overdosis. Sebab pemberian vaksinasi Covid-19 sudah melewati studi dan uji klinis terkait dengan khasiat dan keamanan. Sehingga dipastikan aman untuk dilakukan.
"Jangan mikir, oh kebanyakan disuntik overdosis. Karena memang ternyata berdasarkan studi antibodinya akan menurun dalam waktu 6 bulan sehingga butuh dibooster," pungkasnya.
(hri)